Bagi setiap mahasiswa Poltekkes, PPS adalah satu-satunya kenangan yang tidak bisa dihilangkan dari ingatan mereka selama hidup sebagai mahasiswa di kampus ini. Bagaimana mungkin ,karena PPS adalah sebuah pintu gerbang bagi mereka untuk menyandang status sebagai mahasiswa ,yang sebelumnya berstatus sebagai cama-cami (Calon Mahasiswa/i). Sesuai dengan namanya Pengenalan Program Studi (PPS), tujuan kegiatan ini untuk memperkenalkan suasana kampus kesling agar mereka siap menghadapi berbagai plus-minus kondisi di kampus ini. Kegiatan ini dilaksanakan oleh HIMA dan biasanya di bawah koordinasi Bidang Pendidikan, oleh karena itu harusnya kegiatan ini pure oleh kegiatan-kegiatan edukasi. Tapi yang saat ini terjadi adalah sebuah penyimpangan pemikiran pada saat menyusun konsep kegiatannya, kita masih terbayangi dan dilandasi oleh konsep OSPEK di era 80an dan & 70an bukan terbayangi oleh need analisys (analisis kebutuhan) yang bersandang pada konsep ‘kekinian dan kedisinian’. Berdasarkan need analisys di era 80an dan 70an memang OSPEK diharuskan menitikberatkan pada aspek pembinaan fisik dan memiliterismekan kondisi mental para mahasiswa, sehingga tidak heran jika PPS di angkatan tahun 70 s.d 90an nuansa semimiliternya sangat kental karena memang pada masanya mereka harus bermental seperti layaknya tentara. Pada masanya konsep seperti ini diterapkan juga di kampus-kampus lain seperti ITB, UI dll
Sebagai gambaran, di zaman sekarang saat kita harus mengundang pemateri untuk suatu kegiatan kecil kita cukup memegang hp lalu mengirim sms, yang berisikan undangan kepada pemateri. Tapi di era 70 s.d 90an pada kasus yang sama kita diharuskan pergi ke rumah pemateri untuk mengurus undangan yang jaraknya tidak cukup ditempuh dalam waktu 30 menit dan dengan tidak memperdulikan kondisi cuaca, mau panas ataupun hujan. Karena saat itu teknologi informasi belum secanggih sekarang, dan mahasiswa yang punya motor pun tidak sebanyak sekarang sehingga yang bermain bukan lagi hp tapi fisik dan mental. Sehingga diperlukan pembinaan fisik dan mental yang bersifat ‘semimiliter’ mengharuskan mereka menjadi orang yang tak takut dicaci, tak gentar mati.
Lalu seperti apa need analisys untuk PPS 2009? Karena sekarang ini tahun 2009 jadi kita tidak boleh berpikir sama dengan orang-orang yang hidup di tahun 70an s.d 90an. Mari kita samakan paradigma kita dengan kehidupan di kampus-kampus profesional seperti ITB, UPI, UI, UGM dll di zaman sekarang ini yang harus ditekankan pada diri calon mahasiswa adalah nilai-nilai profesionalitas keprofesian, pencerdasan IQ, EQ dan SQ serta membentuk sebuah ikatan kuat kekeluargaan dalam kurun waktu 3 hari. Pendidikan PPS yang semimiliter dengan berbagai kostum-kostum aneh, hanya akan melahirkan mentalitas-mentalitas pendendam serta kesenjangan dan jurang pemisah antara senior dan junior. Degradasi persatuan anatara senior dan junior ini akan memperlambat laju kemajuan intelektualitas dan dinamisasi di kampus masing – masing. Billahi fii sabilil haq.. Wallahu alam bishawab
0 komentar:
Posting Komentar