
Sanitasi adalah salah satu motor utama penggerak kesehatan masyarakat, kualitas sanitasi berbanding lurus dengan kualitas kesehatan masyarakat. Menurut Departemen Kesehatan, dari 1000 bayi lahir 50 diantaranya meninggal dunia karena diare. Kasus ini terkait dengan suplai air bersih yang terkontaminasi oleh bakteri e-coli dari tinja. Suplai air bersih yang lebih baik mampu menurunkan angka kematian sampai 21%, sedangkan sanitasi yang lebih baik terbukti mampu menurunkan angka kematian sampai 37,5%. Tindakan sederhana seperti mencuci tangan dengan sabun sebelum makan , mampu menurunkan angka kematian sampai dengan 35%.
Walaupun demikian, sanitasi tetaplah menjadi prioritas rendah dengan anggaran yang minim di negara kita. Hal ini terutama karena manfaat langsung yang dirasakan lebih minim daripada manfaat invetasi dalam bentuk pembangunan jalan, pusat perbelanjaan, sekolah dan bangunan. Padahal menurut data valid hasil penelitian WHO, 1 US dollar yang di investasikan untuk sanitasi akan mendatangkan pemasukan ke kas negara atau pemerintahan daerah sebesar 8 US dollar. Data sampai tahun 2006, selama kurun waktu 30 tahun terakhir ini Indonesia hanya mengalokasikan dana Rp 200 per kapita untuk kebutuhan sanitasi warganya. Padahal idealnya, khusus untuk kebutuhan perkotaan harus menyediakan anggaran Rp 47.000 per kapita untuk mencukupi kebutuhan sanitasi warga. Semoga di era pemerintahan yang baru ini, pemerintah mengalokasikan dana yang yang lebih untuk meningkatkan kualitas sanitasi di negara kita, mengingat kesehatan adalah salah satu investasi utama kemajuan negara kita dengan sanitasi sebagai motor penggerak utamanya. Jika kita melihat sanitasi dengan sudut pandang yang luas, seakan akan kita sedang melihat sebuah fenomena gunung es. Secara sekilas terlihat kecil dan tidak menarik perhataian, padahal di bawahnya memiliki pengaruh yang besar namun sulit untuk terlihat.
1 komentar:
Setuju! Sy juga seorang sanitarian yg berprofesi sbg dosen kesling. Menarik skali info ini. Trims.
Posting Komentar